
Safar: Waktu dan Adab Safar
Disadur dari tulisan:
Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Baca bagian 1 disini
Baca bagian 2 disini
Baca bagian 3 disini
بسم اللٌه الرٌحمن الرٌحیم
Waktu Perjalanan
Bila kita dapat memilih atau menentukan waktu safar, maka hendaklah mulai melakukan perjalanan pada:
Pada hari Kamis
Di Waktu Pagi
Di Waktu Malam
Selama Dalam Perjalanan
Bersabar
Maksud kalimat Safar adalah bagian dari adzab yaitu;
Meninggalkan Yang Disukai
Berkata Ibnu Hajar rhm; “Kesulitan yang dihadapi ketika berkendaraan dan berjalan sampai harus meninggalkan hal-hal yang disukai.” (Al-Fathul)
Mengalami sulit makan, minum dan tidur. (Syarh Al Bukhari, Ibnu Batthol)
Imam Al Haromain pernah ditanya, “Kenapa safar dikatakan bagian dari adzab?” Beliau rhm menjawab,
لِأَنَّ فِيهِ فِرَاق الْأَحْبَاب
“Karena safar akan meninggalkan segala yang dicintai.” (al-Fathul)
Lelah dan Bosan
Sebagus apapun kendaraan, tetap saja musafir akan mengalami rasa lelah, jenuh dan khawatir untuk keselamatan dalam perjalanan.
Bertakbir ketika jalanan naik atau menanjak dan bertasbih ketika jalanan turun
Banyak Berdo’a
Tidak Kaku Dalam Perjalanan
Baik bila seorang Musafir membaca atau mendengar Syair, Sholawat atau Dzikir..dll, yang tidak mengandung dosa.
Beristirahat Bila Lelah, baik orang atau kendaraannya
Menjaga Sholat
Terbanyak dari para ulama berpendapat bahwa, sholat dengan cara men-jama’ dan men-qashar lebih utama daripada didirikan secara sempurna sebab jama’ dan qashar adalah sebuah keringanan (ruhksoh).
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on email